Himpunan Mahasiswa Seni (Himaseni) Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menggelar pertunjukan teater tradisional Banten, yaitu Ubrug. Pertunjukan tersebut digelar sebagai upaya pelestarian teater tradisional di tengah hiruk-pikuknya dunia hiburan terutama di kalangan generasi muda yang milenial. Tema yang dibawakan dalam Pertunjukan Ubrug pada tanggal 17 Agustus 2022 lalu yaitu tentang fenomena hoax, tema ini dipilih guna merespon fenomena hoax yang marak di Indonesia khususnya di ruang sosial media. Menurut penuturan Ketua Umum Himaseni, Rizky Firmansyah atau yang sering disapa dengan sapaan Bangki, hoax dapat membuah resah masyarakat karena informasi tidak dapat diketahui kebenarannya, karena semakin berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi membuat hoax dapat tersebar begitu cepat di masyarakat melalui sosial media dalam hitungan menit bahkan detik.
Ubrug Himaseni ini merupakan pola regenerasi yang cukup penting sebagai penerus kebudayaan warisan leluhur dan menjadi kebanggan jika kesenian tradisional yang ada di masyarakat tetap eksis. Walaupun memang tidak semudah membalikkan tangan dalam merekrut personel baru yang akan menjadi penerusnya mendatang.
Selain itu, Pertunjukan Ubrug dalam memperingati Hari Kemerdekaan juga bertujuan meningkatkan kreativitas Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan dan memberikan peluang kembali untuk mahasiswa dapat tampil di ruang publik setelah 2 tahun lamanya masa pandemi. Namun juga pertunjukan tersebut bertujuan untuk meningkatkan apresiasi terhadap teater rakyat.
Konsep seni tradisional selalu menunjukkan identitas suatu kebudayaan yang lahir, berkembang, dan mapan di suatu wilayah yang jelas batasannya dalam konteks geografis dan didukung oleh suatu komunitas tertentu. Dalam hal ini, Ubrug sebagai buah karya cipta manusia yang menampilkan keindahan sebagai hasil realisasi dari ide, imajinasi, fantasi, mimpi, dan/atau bentuk neurosis, tekanan mental, psikis, ketergantungan, ketidakberdayaan, kecemasan, ketakutan, dan segala bentuk gangguan psikologis lainnya yang mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat dalam konteks sosial dan budaya.
Ubrug tidak hanya berfungsi sebagai hiburan saja, namun di dalamnya terkandung berbagai fungsi lainnya. Ubrug sebagai sebuah produk pemikiran hasil kristalisasi zaman. Ubrug sebagai media komunikasi yang menerapkan wajah lokalitas. Dengan penggunaan bahasa setempat, Ubrug dapat diterima oleh masyarakat dalam penyampaian pesan yang ingin disampaikan melalui pertunjukannya.
Penulis : Dadang Dwi Septiyan