Himpunan Mahasiswa Pendidikan Seni Pertunjukan Untirta Memperingati Hari Musik Dunia 2022

Posted on

 

Hari Musik Dunia diperingati pada tanggal 21 Juni di setiap tahunnya. Hari Besar para musisi ini kerap diinisiasi oleh seluruh kalangan musisi di seluruh dunia. Hari Musik Dunia merupakan momentum untuk siapa saja yang bisa memainkan musik. Mulanya, Hari Musik Dunia diadakan pada tahun 1982 di Perancis sekaligus bertepatan dengan perayaan Summer Solstice. Menteri Kebudayaan Perancis saat itu, Jack Lange adalah sosok yang menginisiasi Fete de la Musique di Paris. Selain itu, Hari Musik Dunia juga dipopulerkan oleh para komposer musik dunia, salah satunya Maurice Fleuret.

Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada tanggal 24 Juni 2022 juga turut memperingati Hari Musik Dunia tahun 2022 di Laboratorium Teater Kampus FKIP Untirta Ciwaru. Mereka mengemas acara Hari Musik Dunia dengan kemasan Talkshow Musik Kini dan Jam Session untuk Dosen dan Mahasiswa. Untuk Talkshow Musik Kini dipimpin oleh Azmi dan Nabila, dengan narasumber Dadang Dwi Septiyan, S.Pd., M.Pd. (Dosen Pendidikan Seni Musik) dan juga dimeriahkan oleh guest talk, Hadiyatno, M.Pd. (Dosen Pendidikan Seni Rupa yang gemar main musik). Sebelum acara Talkshow berlangsung, dibuka oleh kelompok musik quartet gitar yang dipimpin oleh Rizki Ananda a.k.a Kinan. Kelompok musik tersebut yaitu Safaria Quartet. Safaria Quartet merupakan kelompok musik jebolan Mata Kuliah Komposisi Musik yang sudah melahirkan 2 karya nya dalam balutan Quartet Gitar yang ciamik.

Bahasan talkshow, membicarakan terkait kondisi musik di era disrupsi, salah satunya yaitu tentang fenomena musik independen dan musik mainstream di Indonesia yang kini kian berimbang dan berjalan seirama. Musik independen yang mulanya menjadi tren di kalangan remaja pada tahun 1990-an hingga 2000-an, bahkan hingga kini. Pelaku musik independen yang mendistribusikan produk musiknya secara mandiri atau mungkin juga didukung promosi dengan ruang lingkup kecil seperti promosi dari mulut ke mulut hingga repost to repost, kini kian populer dan diminati oleh para musisi independen. Dalam industri musik, istilah independen atau indie ini sering juga digunakan sebagai penyebut genre, contoh indie rock, indie pop, dan indie-indie yang lain, yang mungkin dalam penggunaan istilahnya itu tidak mengacu pada kemandirian proses perekaman dan penerbitan musik.

Talkshow singkat nan khusyuk itu banyak dihadiri juga oleh perwakilan Himpunan Mahasiswa di luar Himpunan Mahasiswa Seni, yang mereka juga cukup antusias dalam memperingati Hari Musik Dunia yang sudah dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2022 lalu. Acara Talkshow memperingati Hari Musik Dunia ala Himpunan Mahasiswa Seni Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan itu kemudian diakhiri dengan Jam Session dari kolaborasi dosen dan mahasiswa. Jam Session dimeriahkan oleh 2 grup binaan dari Dadang Dwi Septiyan, S.Pd., M.Pd. (Cock Speaker) dan binaan dari Hadiyatno, M.Pd. (Kembalinya Sang Legend). Kedua grup tersebut membawakan 2 genre musik yang cukup kontradiktif jika dilihat dari sudut pandang selera musik personal. Cock Speaker membawakan beberapa lagu pentolan di ranah musik punk, seperti We’re Coming Back (Cock Sparrer), First Date (Blink182), Blitzkrieg Bop (Ramones), dan Disco Darurat (The Upstairs). Sedangkan Kembali nya Sang Legend membawakan beberapa lagu nostalgic dengan nuansa latin.

Sebagai penutup, meminjam quote dari Plato, musik memberikan jiwa positif ke alam semesta, sayap pikiran terbang ke imajinasi, dan kehidupan berterbangan di segala sisi.

Selamat Hari Musik Dunia 2022

Ditulis oleh Dadang Dwi Septiyan